Sejarah Matano dan Asal Usul Mokole

 

Sejarah Matano dan Asal Usul MokoleMatano adalah sebuah kampung yang berada di tepi barat danau Matano, dahulu kala Matano dikenal dengan nama Rahampu’u, yang artinya pusat rumah atau rumah pertama, sedangkan Matano sendiri berarti “Mata Air dan Mata Parang”.

Rahampu’u Matano sangat erat kaitannya dengan Kedatuan Luwu, oleh sebab itu jika kita berbicara mengenai Matano berarti Luwu dan sebaliknya jika kita berbicara mengenai Luwu berarti Matano.

 

Rahampu’u Matano juga bisa diartikan dengan Pompesi (Pohon Besi) sebab gunung besi (Gunung Verbeck dan sekitarnya) memang di turunkan neneknya Pajung ri Luwu yang bernama Batara Guru, dari saudara laki-lakinya Detiantana Ajitalino yang tinggal di Wajangpanjang (kayangan), kemudian yang menjaga di dunia yaitu La Matulia di Pompesi.

 
BACA:  Kembalinya Teori Bumi Datar di Era Teknologi Modern

Wilayah tersebut disebut juga Matano karena di mata air Matano (LaaLaa) dipercaya sebagai tempat turunnya orang pertama yang di sebut Mokole Nti (To Manurung).

Berdasarkan bahasa Matano, Mokole berarti “manusia” dan Nti berarti “turun” atau dalam arti sebenarnya adalah manusia yang turun dari kayangan/langit. Konon kabarnya Mokole Nti memiliki darah yang berwarna putih.

Menurut pemahaman orang di Matano bahwa sejak zaman dahulu kala, Mokole Nti turun di mata air LaaLaa dan langsung menginjakkan kaki di Batu Bulan yang berada di dalam mata air itu, dan kemudian bertemu dengan seorang gadis yang terbelah dari bambu kuning di samping mata air LaaLaa (sekarang sudah tidak ada).

BACA:  Asal Mula Berpisahnya Syi'ah dari Sunni

Ketika meraka berdua bertemu, mereka belum saling mengenal, bahkan berkomunikasi pun mereka belum begitu paham.

Setelah beberapa lama mereka memperhatikan beberapa binatang yang sedang berhubungan, maka dari situlah mereka akhirnya sadar bahwa segala yang hidup ternyata berpasang-pasangan dan akhirnya mereka berdua mempelajari cara berhubungan intim. Dari pertemuan keduanya inilah lahir 7 (tujuh) anak yang konon tersebar ke beberapa daerah.

Setelah beberapa lama seiring dengan meningkatnya populasi manusia di Matano, kemudian maka di Matano terbentuk lima bagian kampung yang besar, yaitu:

1. Rahampu’u,
2. Lembara,
3. Lemogola,
4. Gampusera,
5. Mata Alu.

Semua manusia yang bermukim di lima kampung ini disebut orang Mokole, dan dari mereka saling menikahi keturunan masing-masing.

BACA:  Hubungan Kerajaan Luwu dan Kerajaan Majapahit

Dari kelima kampung Mokole tersebut hanya satu yang kemudian dipercaya sebagai pemimpin bangsa yang bergelar Mokole Wawa Inia Rahampu’u Matano yaitu dari keturunan Mokole Rahampu’u, oleh karena itu maka Rahampu’u lebih dikenal sampai sekarang dari pada keempat daerah lainnya.

 
 

TOPIK LAINNYA

lebih sakti mana Siliwangi atau angling dharma, ciri ciri keturunan pangeran cakrabuana, kondpirasi indocropcirvle, ciri ciri keturunan genghis khan, Pengapesan buto ijo, Prabu siliwangi vs angling darma, pernikahan bocah angon, ciri-ciri satrio piningit menurut anak indigo, Cara menjadi murid Sang Hyang Nur Cahyaning Nirwana, ciri keturunan batoro katong

JANGAN LEWATKAN