Legenda Gunung Selasih

 

BILIKMISTERI.WEB.ID – Sahdan segerombolan penyemun (badog) yang begitu kejam di bawah pimpinan Ki Dasta, sampailah ditempat itu. Ketika mereka mau istirahat di bawah pohon yang rindang, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi yang diiringi suara gamelan.

Legenda Gunung Selasih

 

Tiba-tiba dalam pikiran Ki Dasta terbayang-bayang hidup tenang di rumah dengan rengekan bayi. Dan saat suara tangis bayi itu semakin keras Ki Dasta memerintahkan anak buahnya mencari asal suara itu. Ternyata suara itu berasal dari bawah pohon yang bercabang.

 

Aneh juga, keajaiban terjadi. Ki Dasta yang begitu kejam tanpa belas kasihan, hatinya menjadi lemah dan terenyuh melihat bayi perempuan itu. Timbullah kasih sayang dalam hatinya untuk merawat dan membesarkan bayi itu.

Kata Ki Dasta, “Karena aku temukan bayi ini di sela-sela pohon tarum dan tiba-tiba aku mengasihinya, maka bayi ini akan ku rawat dan ku jadikan Raja dengan nama Sela Asih”. Semua anak buah Ki Dasta merasa kaget bercampur bahagia. Akhirnya mereka akan menetap di satu tempat, tidak berpetualang lagi.

BACA:  Kisah Gareng dan Petruk

Sampai di tepi rawa di sisi Situ Sipatahunan, Ki Dasta memerintahkan anak buahnya membangun padepokan. Maka berdirilah bangunan kokoh yang terbuat dari bambu atau “galah” sebagai tempat berlatih kedigjayaan.

Tempat itu dinamai “Kedathon Saung Galah”. Di tempat itu pula Sang Dewi Mandalasari atau Dewi Sela Asih dididik dan dibesarkan menjadi seorang putri yang Sakti Mandraguna.

Dan setelah dewasa, Dewi Sela Asih dinobatkan menjadi Ratu Saung Galah dengan gelar Raja Dasta. Konon tempat-tempat itu sekarang dikenal dengan nama Kadatuan, Cisunggalah, dan Raja Desa.

Kerajaan Saung Galah yang berada di tengah-tengah pesisir Situ Sipatahunan, kemudian dikenal sebagai wilayah Madyalaya. Daerah yang subur banyak mengandung emas, dan berbagai macam sumber makanan bagi penduduknya.

Kerajaan Saung Galah begitu kaya, sehingga setiap gerbang masuk wilayah kerajaan dibangun dengan emas. Gerbang tersebut dinamai Dorawati yang artinya pintu gerbang kerajaan perempuan. Konon sampai sekarang dikenal tempat-tempat atau nama desa Darawati.

BACA:  Ajaran Tasawuf Sunan Kalijaga

Pada suatu ketika, Ki Dasta Sang Maha Patih mengumumkan suatu sayembara untuk calon suami pendamping Dewi Sela Asih. Siapa saja yang mampu menundukan Dewi Sela Asih, ia akan dijadikan suami Sang Dewi dan sekaligus menjadi Raja di Madyalaya.

Tentu saja sayembara atau perang tanding itu diminati oleh para kesatria dari berbagai negara. Berlangsunglah adu tanding melawan Dewi Sela Asih. Namun tak seorang pun yang mampu memenangkannya.

Tersebutlah seorang pengembara bernama Mandalawangi yang datang ke tempat itu. Ia mendengar kabar bahwa kerajaan Madyalaya sedang mengadakan sayembara untuk calon suami Ratu Sela Asih. Atas dukungan Mandalagiri dan Mandalacipta, Raden Mandalawangi turut serta dalam sayembara itu.

Setelah pertarungan tujuh hari tujuh malam, akhirnya karena tersentuh ujung payudara Sang Dewi, maka ia pun menyatakan kalah dari Raden Mandalawangi. Dan akhirnya Raden Mandalawangi dinyatakan sebagai pemenangnya.

BACA:  Misteri Patih Gajah Mada dan Majapahit Dalam Al-Quran

Pesta perkawinan dilaksanakan begitu meriah selama tujuh hari tujuh malam. Pada saat malam pengantin tiba-tiba terjadi gempa yang dahsyat disertai hujan badai dan halilintar. Rupanya Hyang Widi tidak merestui pernikahan mereka yang ternyata kakak beradik seibu sebapak.

Bumi pun menjadi gelap dan halilintar bersahutan. Kedua mempelai itu terpental bersama tempat tidurnya “kasur” ke arah timur. Keesokan harinya berdiri kokoh tiga gunung yang berjajar yaitu gunung Selasih, gunung Kasur, dan gunung Mandalawangi.

Demikian cerita rakyat ini, konon gunung Selasih itu adalah jelmaan Dewi Selasih sehingga selalu rimbun ditutupi pohon. Sahdan, katanya kalau kemarau panjang, dan melakukan pembersihan rumput di gunung Selasih, maka akan turun hujan. Katanya hal ini karena Sang Dewi merasa malu.

Kemudian Guagarba Sang Dewi, konon diidentikan dengan Gua Karang Gantungan. Dan gunung Mandalawangi sebelah timur gunung Salasih berdiri kokoh melindunginya.

 
 

TOPIK LAINNYA

ciri ciri keturunan pangeran cakrabuana, kondpirasi indocropcirvle, ciri ciri keturunan genghis khan, Pengapesan buto ijo, Prabu siliwangi vs angling darma, pernikahan bocah angon, ciri-ciri satrio piningit menurut anak indigo, Cara menjadi murid Sang Hyang Nur Cahyaning Nirwana, ciri keturunan batoro katong, siapakah kakek jabat

JANGAN LEWATKAN