BILIKMISTERI.WEB.ID – Misteri seputar makam Tengku Syiah Kuala di Aceh memang mengundang banyak kontroversi. Paska musibah gempa dan tsunami maha dahsyat yang menimpa Aceh Desember 2004 silam, makam Syiah Kuala kini ramai dikunjungi oleh masyarakat dengan berbagai tujuan. Benarkah makan tersebut penuh dengan kekuatan ghaib?
Makam Teungku Syiah Kuala tidak pernah sepi dari para peziarah. Wisata religi ke makam ulama besar Aceh ini dipadati ratusan pengunjung setiap harinya. Para peziarah datang tak hanya dari berbagai daerah di Aceh, tetapi juga dari warga luar Aceh, bahkan luar negeri seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan Arab.
Perbaikan Makam Teungku Syiah Kuala beberapa saat setelah tsunami Aceh, 26 Desember 2004
Mengapa makam Syiah Kuala ini begitu ramai dikunjungi peziarah? Ternyata warga takjub akan keberadaan makam yang tidak rusak pada saat terjadinya bencana gempa dan tsunami Aceh, 26 Desember 2004 yang silam.
Semua nisan di kompleks pemakaman Syiah Kuala tetap teronggok di areal makam kendati sudah tidak beraturan lagi sesaat setelah tsunami berhenti. Padahal letak makam dengan pantai sebelum tsunami diperkirakan hanya satu kilometer. Kini makam hanya berjarak 100 meter dari pinggir pantai.
Syiah Kuala dan Tarekat Syattariyah
Menurut catatan Syed Muhammad Naquib al-Attas, pemimpin aliran Tarekat Syattariyah Ahmad al-Qusyasyi adalah salah satu guru dari Syiah Kuala. Nama Abdurrauf muncul dalam silsilah tarekat dan ia menjadi orang pertama yang memperkenalkan ajaran Syattariyah di Indonesia.
Nama Syiah Kuala juga dihubungkan dengan terjemahan dan tafsir Al-Qur’an bahasa Melayu atas karya Al-Baidhawi berjudul Anwar at-Tanzil Wa Asrar at-Ta’wil, yang pertama kali diterbitkan di Istanbul tahun 1884. Ketekunan Syiah Kuala menyebarkan ajaran tarekatnya melahirkan sejumlah murid yang terkenal.
Murid yang berguru kepadanya banyak jumlahnya dan berasal dari Aceh serta wilayah Nusantara lainnya. Beberapa yang menjadi ulama terkenal seperti Syekh Burhanuddin Ulakan yang berasal dari Pariaman, Sumatera Barat dan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Tengku Syiah Kuala meninggalkan banyak sekali karya tertulis, seperti:
- Turjumanul Mustafid (kitab Tafsir Al-Quran pertama dalam bahasa Melayu)
- Umdatul Ahkam (Kitab Pengantar Ilmu Hukum Islam)
- Umdatul Muhtajin Ila Suluki maslaki Mufradin (Filsafat Akhlak)
- Kifayatul Muhtajin (Akhlak)
- Daqaiqul Huruf (Rahasia-rahasia Huruf)
- Hidayatul Balaghah ‘Ala Jumatil Mukhasamah (Kitab Hukum Acara dalam Islam)
- Bayan Tajalli (Kitab Filsafat Ketuhanan, menolak faham Wihdatul Wujud)
- Syair Ma’rifat (karya sastra yang berbentuk puisi membahas tentang Ma’rifat/Ketuhanan)
- Daqaiqul Huruf (Rahasia-rahasia Huruf)
- Mir’atul Thullab (Kitab yang berisikan Hukum Islam, melengkapi segala bidang hukum termasuk Hukum Dagang dan Tata Negara)
Karena karya-karyanya yang begitu banyak sehingga sejumlah sejarawan menganggap Teungku Syiah Kuala termasuk ulama yang produktif pada masanya terutama dalam mengorbitkan karya-karya dalam bahasa Melayu.
TOPIK LAINNYA
bilik misteri, bokep ritual pesugihan, bokep genderowo, Ciri-ciri KETURUNAN Serunting Sakti, Tembok antartika menurut Al Quran, sipahit lidah keturunan siliwangi, Cara menjadi murid Sang Hyang Nur Cahyaning Nirwana, kesaktian angling darma vs siliwangi, missingqeu, ciri ciri keturunan nyi mas gandasari