Siklus ke 5 dari Peradaban Umat Manusia

 

Menurut penuturanSiklus ke 5 dari Peradaban Umat Manusia dari Mister Li Hongzi (pendiri Fulun Gong/Fulun Dafa) dalam ceramah Alam Semesta-nya, Beliau menuturkan bahwa peradaban dimuka bumi ini setidaknya telah dihancurkan kurang lebih sebanyak empat kali oleh Sang Pencipta. Dan, pada saat era dimana kita hidup sekarang ini, merupakan masa kehidupan peradaban umat manusia ke-5 dibumi.

Lalu kenapa manusia bisa mengalami bencana itu? Mitologi dari setiap negara mempunyai penjelasan yang sama terhadap hal ini. Semua ini dikarenakan kemerosotan dan kebejatan manusia, lalu Sang Penguasa Alam Semesta memutuskan untuk menghukum manusia.

 

Mengenai penggambaran atas peristiwa dimusnahkannya beberapa peradaban-peradaban manusia masa silam, sebenarnya bisa kita peroleh penjelasannya dari beberapa Hadist. disitu dikisahkan pada zaman nabi-nabi terdahulu, ada yang disebut sebagai zaman edan dan dihancurkan oleh Tuhan dengan sebuah bencana, sehabis zaman edan akan kembali lagi ke zaman fitrah sampai saatnya tiba alam semesta ini benar-benar akan dihancurkan secara keseluruhan.

 

4 Jaman / siklus sebelumnya dihancurkan Tuhan dengan bencana?

Dikisahkan didalam beberapa mitologi-mitologi bahwa bumi ini pernah dilanda banjir dahsyat yang mengerikan, hampir semua peradaban-peradaban zaman dulu ada cerita tentang bencana yang satu ini,misalnya diantara lebih dari 130 suku Indian di Benua Amerika hampir tidak ada suku yang tidak memitoskan banjir dasyat sebagai topik.

Kalau mau lebih mudahnya, coba ingat-ingat Kisah Nabi Nuh (Noah). Dikisahkan didalam Al-Qur’an maupun Bible, bahwa seluruh peradaban manusia pada saat itu musnah, terkecuali bagi orang-orang yang percaya pada ajaran Alllah yang disampaikan oleh Nabi Nuh yang selamat dari bencana air bah yang maha dasyat itu.

Di sekitar pedalaman kaki Gunung Himalaya, Tibet misalnya, orang-orang menjumpai sebuah suku, keturunan dan rupa mereka hampir mirip dengan orang Yunani. Konon katanya, mereka adalah orang-orang yang beruntung masih hidup atas peristiwa banjir yang dahsyat itu.

Pada tahun 1986, kantor berita pemerintah Turki menyatakan bahwa 5.200 meter di atas permukaan laut puncak gunung (Ararat), telah ditemukan sebuah benda yang mirip dengan perahu Nabi Nuh yang berbentuk persegi empat, lalu mengambil gambarnya dari angkasa, dan panjang perahunya sesuai dengan yang dicatat dalam kitab suci.

BACA:  Misteri Kisah Nabi Adam dan Nabi Sis

Nah, dari isi hadist tsb dapat kita peroleh penjelasan,bahwa ketika suatu zaman dimana manusia telah menunjukkan kemerosotan moral yang luar biasa (zaman edan), Sang Penicipta memutuskan untuk mengahiri peradaban tersebut dengan mengirimkan beberapa bencana besar yang ahirnya mengakhiri kehidupan dimuka bumi pada saat itu.

Hanya beberapa oranglah yang disisakan untuk memulai peradaban baru selanjutnya.Pada waktu peradaban baru ini lahir,hati orang-orang yang berhasil terselamatkan tersebut kembali dalam keadaan bersih/fitrah (setelah bertobat) karena telah disadarkan oleh rentetan bencana mengerikan yang menimpanya dimasa silam.(mohon dikoreksi lagi yah hadistnya) Siklus seperti itu terus menerus berlangsung sampai pada masa peradaban kita saat ini (masa peradaban umat manusia ke-5/matahari ke-5).

Pada saat ini,dimana tanda-tanda zaman edan telah dapat terlihat dengan begitu jelas,mungkin kembali saatnya peradaban pada saat ini harus kembali diakhiri,dan akan digantikan dengan sebuah peradaban baru yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sebelumnya.(mungkin manusia-manusia yang akan datang akan mengenal sisa-sisa peradaban kita sebagai sebuah peradaban maju yang hilang ditelan masa,seperti halnya kisah mengenai peradaban Atlantis dan Lemuria yang tenggelam dimasa silam.

Penjelasan malaikat mengenai Mahluk Siklus ke-5

Siapa Mahluk siklus ke-5 yang Dimaksud Oleh Malaikat

Dalam satu kajian penulis pernah mengajukan pertanyaan tentang siapa yang di maksud oleh malaikat dalam Surat Al Baqarah ayat 30 :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ (٣٠)

“Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Rabb-mu berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Pada waktu itu penulis belum mendapatkan jawaban yang diharapkan, namun sekarang memahami kenapa bisa seperti itu? Sedikitnya pengetahuan mengenai masalah ini membuat penulis menyadari akan adanya keterbatasan ilmu manusia. Dari berbagai literature yang coba digali memang tidak banyak yang mendukung secara jelas apa yang dimaksud oleh malaikat tersebut.

BACA:  Misteri Badai Salju Super Dingin Terparah di AS

Ada beberapa yang mencoba menafsirkan sejenis mahluk yang dimaskud oleh malikat tersebut adalah sejenis Jin seperti yang ditafsirkan oleh Ibnu Abbas (ra) mengatakan:

“Allah menciptakan Jan dari nyala api…” Beliau juga mengatakan bahwa Jan adalah golongan Jin laki-laki. Mereka memiliki jenis yang beraneka ragam. Di antara mereka ada yang disebut dengan Nahabir; ada juga yang disebut Nahamir. Umat ini layaknya seperti manusia, suka makan, minum, dan berketurunan. Di antara mereka ada yang Mu’min dan ada juga yang Kafir. Dan nenek moyang mereka adalah Iblis yang dikutuk oleh Allah.

Diriwayatkan bahwa Allah SWT menjadikan malaikat sebagai penghuni langit dan menjadikan Jan sebagai penghuni bumi. Setelah binatang liar dan burung mengadukan perbuatan Jin dan Bin, Allah menciptakan Jan, sebagaimana telah diceritakan. Setelah Allah menciptakan Jan, maka Dia menempatkan mereka di bumi. Setelah tinggal di bumi, mereka berperang dengan Bin. Jan terlalu kuat bagi Bin hingga mereka mampu menghancurkan Bin sampai tidak ada satu pun yang tersisa. Tinggallah Jan di bumi. Mereka menikah satu sama lain dan melahirkan keturunan sampai bumi ini penuh.

Manusia tidak diciptakan di bumi, tapi manusia dijadikan khalifah di bumi. Sebagai pengganti tentunya ada yang diganti, alias Adam bukan makhluk pertama di bumi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk di bumi, yaitu abu Jan dan banul Jan, mereka itu adalah penghuni bumi sebelum manusia.

Sedangkan dari sudut pandang kajian Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak berbudaya. Kelompok makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.

Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak diatas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20,000 tahun yang lalu, telah ada susuk makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berfikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.

BACA:  Wah!! Pulau Jawa Termasuk Lokasi yang Tak Layak Huni!! Kok Bisa??

Adapun kajian dari tanah Persia beberapa golongan kaum Shufi dan kaum Syi’ah Imamiyah berpendapat :

Al-Alusi, pengarang tafsir Ruhul Ma’ani mengatakan bahwa di dalam kitab Tami’ul Akbar dari orang Syi’ah Imamiyah, pasal 15, ada tersebut bahwa sebelum Allah menjadikan Adam nenek kita, telah ada 30 Adam.

Jarak di antara satu Adam dengan Adam yang lain 1.000 tahun, setelah Adam yang 30 itu, 50.000 tahun lamanya dunia rusak binasa, kemudian ramai lagi 50.000 tahun barulah dijadikan Allah nenek kita Adam.

Ibnu Buwaihi meriwayatkan di dalam Kitab at Tauhid, riwayat dari Imam Ja’far as-Shadiq dalam satu hadits yang panjang, dia berkata : “Barangkali kamu sangka bahwa Allah tidak menjadikan manusia (basyar) selain kamu. Bahkan, demi Allah! Dia telah menjadikan 1.000 Adam (Alfu Alfi Adama), dan kamulah yang terakhir dari Adam-adam itu !”

Berkata al-Haitsam pada syarahnya yang besar atas Kitab Nahjul Balaghah: “Dan dinukilkan dari Muhammad al-Baqir bahwa dia berkata : Telah habis sebelum Adam yang Bapak kita 1.000 Adam atau lebih”. Ini semua adalah pendapat dari kalangan Imam- imam Syiah sendiri : Ja’far as-Shadiq dan Muhammad al-Baqir, dua di antara 12 imam Syi’ah Imamiyah.

Kalangan kaum Shufi pun mempunyai pendapat demikian as¬ Syaikh al-Akbar Tbnu Arabi berkata dalam kitabnya yang terkenal al¬Futuhat al-Makkiyah, bahwa 40.000 tahun sebelum Adam sudah ada Adam yang lain.

Malahan untuk menjadi catatan, Imam Ja’far as-Shadiq menyatakan bahwa di samping alam kita ini, Tuhan Allah telah menjadikan pula 12.000 alam, dan tiap-tiap alam itu lebih besar daripada tujuh langit dan tujuh bumi kita ini.

Hal lkhwal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan itu adalah universal sifatnya. Yaitu menjadi kepunyaan manusia bersama. Apa lagi sampai kepada saat sekarang ini dan seterusnya, penyelidikan ilmiah tentang alam, tentang hidupnya manusia di dunia ini tidaklah akan berhenti.

Semoga tulisan ini tidak menjadikan pertentangan, tulisan ini hanya sebagai wacana saja sebagai bahan renungan. Dan kita patut menghargai berbagai usaha yang telah dilakukan oleh mereka juga yang mencoba mendalami masalah ini.

 
 

TOPIK LAINNYA

bilik misteri, bokep ritual pesugihan, bokep genderowo, Ciri-ciri KETURUNAN Serunting Sakti, Tembok antartika menurut Al Quran, sipahit lidah keturunan siliwangi, Cara menjadi murid Sang Hyang Nur Cahyaning Nirwana, kesaktian angling darma vs siliwangi, missingqeu, ciri ciri keturunan nyi mas gandasari

JANGAN LEWATKAN